Author :
Hyo Seok
Titltle :
Don’t Let me Alone
Cast :
Taeyeon SNSD || LeeTeuk SUJU
Genre :
Angst
Lenght :
Oneshoot
Rating :
PG 15
Aku
melangkahkan kaki menyusuri ruangan yang telah aku persiapkan untuk perayaan
ulang tahun bersama kekasihku, LeeTeuk. Perayaan ulang tahunnya ini sekaligus
untuk merayakan hari jadi kami yang ke enam. Cukup lama bukan? Sudah dua tahun
aku menjalin hubungan bersama namja yang usianya bertaut 6 tahun denganku.
Walaupun begitu, kadang-kadang ia bisa mengeluarkan sifat anak-anaknya yang disimpan
di balik wajah serius itu.
Aku telah
mengecek semua persiapannya, balon bewarna putih kesukaannya telah aku gantung
di beberapa sudut ruang tengah ini. Lilin berbentuk angka 3 dan 0 terpasang
manis di atas cake yang telah aku buat sendiri. Kau tahu arti angka lilin itu!?
Lilin itu menandakan usianya yang 30 tahun ini. Makanan kesukaan LeeTeuk teopokki , ramyeon dan sushi telah aku
aku hidangkan, menemani cake mungil di tengah meja. Ruangan telah ini telah aku
persiapkan dengan menyisakan satu sofa panjang dan meja untuk menaruh cake,
sengaja aku mengosongkan beberapa ruangan agar dapat menyisakan tempat buat
kami bercengkrama setelah merayakan ulang tahunnya.
Persiapan
telah matang, tinggal menunggu target yang di inginkan muncul dari balik pintu
dan aku siap mengagetkannya. Aku senyum bahagia membayangkan ekspresi wajah
yang akan muncul dari balik pintu ketika melihat ruangan ini telah ku sulap
menjadi ruang pesta ulang tahun. Aku bertekad tidak akan tertidur kali ini,
seperti tahun lalu.
Tunggu...!!?
Apakah tidak akan ada tamu yang hadir?
Tidak ...
tidak ... sudah menjadi kebiasaan aku dan LeeTeuk untuk merayakan berdua di
pukul 00:00, itu adalah malam bagi kami berdua. Karena sekaligus hari jadi,
bukankah sudah aku sebutkan di atas? Jadi ini hari special, urusan pesta
bersama teman-temannya, itu dapat dilakukan setelah pesta kecil ini.
Aku berdiri
di tengah ruangan, dengan kedua tangan di pinggang sambil mengamati sekeliling.
Setelah melihat hasil kerjaku, aku mengangguk puas dan melepas apron putih yang
membalut tubuh mungilku dan aku bersiap-siap mandi. Jam di dinding telah
menunjukan pukul 22:15 PM KST.
“Sebentar
lagi ....” Aku bergumam sambil menyenandungkan lagu bahagia, senyum tidak
henti-hentinya putus dari bibirku.
Now,Keeping
Love Again, one more time
I get it Keeping Love Again, nothing but that
There’s no meaning to it
Just like living itself
Just continue loving you. ~~~~~
I get it Keeping Love Again, nothing but that
There’s no meaning to it
Just like living itself
Just continue loving you. ~~~~~
***
Aku mengeringkan rambutku dengan
bantuan hair dryer, selagi kedua
tanganku sibuk dengan rambutku yang masih basah, aku menyipitkan mata untuk
melihat jam mungil yang terletak di dekat ranjangku.
“Sudah pukul 23:00 PM KST, aku
harus bergegas bila tidak ingin melewatkan malam ini.”
Tanganku makin lincah menggerakan
hair dryer di rambutku, dan ku
rasakan sedikit hawa panas dari alat ini. Menimbulkan sensasi yang menenangkan,
sehingga betah berlama-lama aku dalam posisi ini ~keke ....
Aku bangkit lalu mulai
memilih-milih pakaian yang akan aku kenakan malam ini, aku tidak ingin
mengenakan gaun, terlalu formal. Bukankah ini hanya pesta kecil-kecilan
dirumah!? Selagi memilih pakaian, mataku berhenti pada baju sederhana pemberian
Leeteuk. Sweater bewarna pink soft bermotif bunga-bunga kecil yang membentuk
setengah lingkaran di bagian dadanya, panjang sweater ini sebenarnya sepaha,
namun tubuh mungilku membuat sweater ini terlihat sangat panjang, hingga ke
lutut. Lalu aku mengambil celana panjang hitam yang aku padukan dengan sweater
tersebut.
~Tada .....
Aku melihat diriku di cermin,
“Sempurna ....” Aku tersenyum memuji diriku sendiri. Lalu aku rapikan rambutku
yang kecoklatan dan bergelombang. Tidak lupa ku turunkan poniku. Membuat
penampilanku malam ini – yang harus kalian akui sangat terlihat manis ^.^v
Aku melangkahkan kaki keluar dari
kamar dan menunggu di ruang tengah. Aku hempaskan diri di sofa, mencari posisi
yang nyaman untuk duduk. Tapi aku terus gelisah, waktu telah menunjukan pukul
23:30 PM KST tapi belum ada kabar dari LeeTeuk. Aku coba menghubungi ponselnya,
namun tidak ada jawaban. Aku tidak betah berdiam seperti ini dan aku
menghampiri jendela yang pemandangannya langsung menuju halaman depan.
It is raining outside the window
Tears are falling from my eyes
Because this is our last night
Ternyata
hujan, aku tidak menyadari hujan turun karena terlalu asik dengan diriku
sendiri. Dan ku pandangi hujan ini terus menerus, entah ada perasaan yang
berbeda saat melihatnya. Aku merasakan sedih padahal hatiku saat ini sedang
bahagia. Tapi mata dan hatiku berkata lain, walaupun hatiku bahagia mataku
tidak dapat membendung air mata yang rasanya mengalir begitu deras hingga
terasa sesak di dadaku.
Tiba-tiba,
“Arrgghhh ....... Kepalaku!!?” Aku mengerang kesakitan, sekelebat bayangan
muncul di kepalaku, LeeTeuk berada di ruangan tengah menggegam bunga di balik
punggungnya. Senyumnya terpasang lebar di wajah polosnya. LeeTeuk terus
melangkah menuju ke arahku, tapi bayangannya menjadi kabur. Ia menghilang dan
rasa sakit malah makin menusuk-nusuk kepalaku.
“AAAAAA......”
Aku terjatuh mengenggam tirai jendela. Air mata kembali menghiasi pipiku namun
kali ini lebih deras. Sakit kepala ku tidak tertahankan, aku menyandarkan kepalaku
di dinding mencoba meredakan sakitnya. Perlahan-lahan sakitnya menghilang dan
rasa nyaman mengalir di sekujur tubuhku. Aku mengantuk. Tidak, aku tidak boleh
tertidur sebentar lagi LeeTeuk akan pulang dan aku tidak ingin melewatkan pesta
ini. Mataku terus menutup. Menahan kantuk yang tidak tertahankan. Dinginnya
lantai menyambut tubuhku dengan sempurna kedalam pangkuannya.
***
Aku
merasakan sapuan lembut di pipiku, aku mengerjapkan mataku dan ku liat namja
yang aku cintai duduk tengah memangku kepalaku di pahanya.
“Ternyata
kau sudah bangun...!!”
“LeeTeuk
....!!” Aku kaget melihatnya. “Kapan kau datang?”
“Sudah
daritadi, aku melihatmu terlelap sehingga aku memangku mu disini.” Ia menepukan
kedua tangan di pahanya, menandakan tempat yang aku tiduri tadi.
Aku
bersedih, bukankah aku telah menyiapkan ini semua untuk merayakan pesta ulang
tahun LeeTeuk, kenapa aku harus tertidur lagi.
“Hei,
kenapa menangis?” LeeTeuk tiba-tiba bingung melihatku menangis tersedu-sedu.
“Aku
sudah seharian menyiapkan kejutan, tapi aku malah tertidur.” Aku masih menangis
menyesali kebodohanku.
“HAHAHAHA,
aku pikir kenapa.” Leeteuk mengusap kepalaku dengan lembut, lalu ia menarik
kepalaku agar bersandar di bahunya yang bidang.
“Aku
justru khawatir melihatmu mempersiapkan ini semua tanpa pengawasanku. Kau
terlalu bersemangat, lihat apa yang telah kau lakukan? Makanan sebanyak ini kau
yang memasak sendiri, ruangan ini pun pasti kau hias sendiri. Benar kan
dugaanku?”
Aku
hanya mengangguk membenarkan perkataannya. Aku terlena di sandaran bahunya
seperti ini, membuat aku tidak ingin beranjak dari sini dan tidur semalam di
sampingnya. Namun mengingat pesta yang telah aku siapkan, aku mencodongkan
tubuhku kedepan meja dan menghidupkan lilin di atas cake yang telah aku
siapkan.
“Silahkan
tiup dan buat permintaanmu ....” Aku bersemangat menyodorkan cake itu di depan
wajahnya.
LeeTeuk
yang selalu tersenyum hangat, tertawa melihatku.
“Aku
merasa sedang merayakan ulangtahun mu Taeyeon. Kau lebih bersemangat daripada
ku.” LeeTeuk melontarkan lelucon yang ku anggap sebagai pujian.
“A-Yo
lah oppa, keburu meleleh lilinnya.” Aku memanyunkan bibirku
~Hufftttt
.....
LeeTeuk
meniup lilinnya dalam sekali tiup.
~Chu
.....
Aku
mendaratkan kecupan kecil di pipinya, lalu membisikan “Happy Birthday Oppa....”
Timbul semburat merah di kedua pipi LeeTeuk saat Aku mengecup pipinya. Lalu
dengan gemas dia mengacak rambut ku.
“Aahhh
OOPPPAA, RAMBUTKU. Kau mengacaukannya.” Aku membalikan tubuhku dan melipat
tanganku di depan dada. Kesal pada LeeTeuk ....
“Jangan
marah gadis mungil. Aku hanya gemas melihatmu berhasil membuatku tersipu malu.”
Ia berbisik di telingaku.
“Rambutku
rusak, padahal aku ingin tampil cantik di depanmu.” Masih dengan nada kesal
Lalu
aku merasakan pinggangku di gelitik oleh Leeteuk, ia tengah menyusupkan
tangannya di pinggangku dan mengelitiknya. Aku yang kegelian, tertawa
terbahak-bahak.
Nafasku
habis terlalu banyak tertawa, kini posisi ku sempurna di dalam pelukannya. Aku
memeluk pinggang dan kepalaku bersandar di dadanya.
“Oppa,
aku tidak ingin ini berakhir. Berjanjilah padaku ....” Aku membuka suara
memecah kesunyian.
Tapi
LeeTeuk diam saja, ia tidak menyahut. Aku mengulang pertanyaanku, dan meminta
ia berjanji. Tapi tidak ada jawaban juga. Ada apa? Aku yang bingung
menengadahkan kepalaku.
“TIDAAKKK
.....” aku berteriak kencang melihat sosok yang kini diam kaku, mata memandang
kosong ke depan.
“OPPA
.. OPPA...” Aku memanggil namanya berulang kali dan ku guncangkan tubuhnya
beberapa kali.
“KYYAAAAAAA.......”
teriakan ku bergema di ruangan ini ketika ku lihat tubuh LeeTeuk telah kaku dan
roboh jatuh ke lantai.
Pikiranku
kosong, aku syok dan ruangan disekelilingku terasa berputar-putar. Aku
merasakan mual dan entah bagaimana keras serta dinginnya lantai menyambut
tubuhku yang kehilangan jiwa. Bunyi keras terdengar di telingaku, “Aneh, aku
tidak merasa sakit ....” Gumamku. Pemandangan terakhir yang aku lihat adalah
cake mungil yang belum tersentuh di atas meja.
***
***
~ah ....
Ternyata hanya mimpi. Aku membuka mataku dan
ku lihat langit-langit rumah tempat aku tinggal selama beberapa tahun ini. Aku
memegang kepalaku dan merasakan denyutnya telah hilang. Keringat dingin
mengalir di dahiku, akibat mimpi buruk tadi.
“Syukurlah hanya mimpi.” Aku melirik jam
dinding yang sudah menunjukan pukul 23:55 PM KST.
“5 menit lagi, tapi kenapa LeeTeuk belum
pulang?” Aku jadi teringat mimpiku, dan merasakan firasat buruk. Aku mengambil
ponsel dan menghubunginya. Nada sibuk. Aku makin gelisah, ku alihkan
pandanganku ke luar jendela. Menempelkan dahiku kaca, mencoba mendinginkan
kepalaku yang terasa hangat.
Tidak ada tanda-tanda kepulangan Leeteuk, apa
telah terjadi sesuatu padanya? Aku khawatir, sangat sangat khawatir apalagi
bila harus mengingat mimpi yang baru aku alami. Rasanya mengerikan melihat
LeeTeuk diam kaku seperti itu.
Telingaku menangkap suara mobil, “Itu dia,
akhirnya dia pulang. Syukurlah.” Aku hampir saja berlari menyambutnya di depan
pintu ketika ku lihat ia bersama wanita lain. Siapa dia? Aku cemburu, yeoja itu
sangat cantik. Aku liat LeeTeuk tidak memasukan mobilnya kedalam halaman
rumahku, namun memparkirkannya di tepi jalan. Lalu keluar dari sisi bagian
setir dan membuka kan pintu bagi yeoja yang duduk di sampingnya.
LeeTeuk mengambil sebucket bunga yang isinya
semua bewarna ungu dari bangku penumpang. Tapi kenapa wanita itu bersama
LeeTeuk, bukankah kami akan merayakan pesta berdua? Pertanyaan terus mengalir
di kepalaku, namun pemandangan di depan ku ini sangat tidak bisa aku alihkan.
Aku tidak sanggup bergerak dari sini, seakan ada magnet yang merekatkan aku
dengan lantai tempat aku berpijak.
LeeTeuk meletakan bunga itu tepat di depan
pagar rumahku, kenapa ia tidak masuk dan memberikannya padaku? Lalu kenapa
LeeTeuk bersedih seperti itu? Dan aku benci wanita itu memeluk pundak Leeteuk
dengan mesra seperti itu. Ada apa ini sebenarnya?
Aku yang tidak tahan melihat ini semua,
meminta penjelasan pada namja yang telah mengisi semua hatiku. Aku membuka
pintu dengan paksa dan ku berlari keluar rumah.
“Kenapa Kau tidak masuk ke dalam, aku sudah
menyiapkan semuanya untukmu. Lihat, aku tidak ketiduran sepert tahun lalu, aku
menunggumu mu pulang oppa.” Namun LeeTeuk mengabaikanku, ia tetap memandangi
bunga yang letakan di depan pagar rumahku.
Leeteuk pun berbalik meninggalkan aku yang
kebingungan karena di abaikan. Ada apa dengannya? Ia seakan tidak melihatku.
Saat ia berbalik dan menuju mobil yang masih terparkir membuatku ingin
berteriak.
“OPPPAAA BERHENTI ....!!!!” Aku berteriak sekuat
tenaga, tapi ia tidak mendengarkanku. Aku terjatuh menangis di atas rumput
hijau halamanku. Aku menutup wajahku dengan kedua tangan, mencoba menahan air
mata yang mengalir. Ku lihat bunga yang di letakkan di depan pagar rumahku, ku
raih dan ku lihat ada surat disana. Aku buka dan mulai membaca
Dear Taeyeon
....
Sudah 2
tahun sejak kepergianmu, aku masih merasakan perasaan bersalah. Dan semenjak
itu aku tidak pernah merayakan ulang tahunku. Kau tahu kenapa? Karena di hari
ulang tahunku Kau meninggalkan aku, dan itu semua karena kesalahanku. Aku
terlalu membiarkan mu semangat mengerjakan pesta kecil untuk kita berdua,
sehingga kau kelelahan lalu ketiduran dan tidak menyadari bahwa rumahmu
terbakar. Aku mengharapkan di sambut cake yang di hiasi lilin-lilin kecil,
namun kenyataan aku di sambut oleh api besar yang mengahanguskan semua kenangan
kita berdua. Kau tau perasaanku saat itu? Seandainya aku datang lebih cepat
dari waktu perjanjian kita, mungkin aku dapat mencegah kebakaran itu terjadi.
Dan kini, aku harap kau tenang di alam sana.
LeeTeuk
Aku memandagi surat itu dengan tidak berdaya.
Apa maksud dari ini semua? Kertas yang aku pegang terjatuh dari tanganku ketika
aku melihat kedua tanganku transparan sehingga aku dapat melihat apa yang ada
di balik tanganku. Aku memandangi tubuhku dan ku lihat hal yang sama. Tubuhku
berubah menjadi transparan dan aku balikan diri untuk berlari ke rumah. Tapi
tidak ada rumah disana, yang ada reruntuhan bekas kebakaran.
“Tidak ... Tidak .... Aku tidak mau menerima
kenyataan ini. Aku belum pergi. Aku masih ingin bersama LeeTeuk.” Aku mencoba
berlari mengejar LeeTeuk, menangih penjelasan untuk ini semua. Namun aku tidak
bisa keluar dari perkarangan ini, setiap aku ingin bergerak keluar ada sesuatu
yang tidak terlihat menahanku agar tetap disini.
Aku betul-betul tidak mengerti, tubuhku makin
menguap seiring berjalannya waktu. Aku kembali ke dalam rumah atau lebih
tepatnya reruntuhan di depanku. Mencoba menerima kenyataan bahwa aku telah
pergi meninggalkan dunia dan kekasih yang aku cintai.
~:The End:~
awh....ikutan mewek dah baca ne ff...
BalasHapussedih banget ceritanya