Lapar!
Perutku selalu lapar kalau sudah
menjelang tengah malam. Kubuka tudung saji dan kulihat hanya ada sepiring nasi
putih sisa tadi sore. Lauk sudah habis disantap oleh abangku yang mendapat
julukan jago makan. Mau kubangunkan bunda untuk memasak telur, aku segan.
Beliau sudah bekerja seharian.
Aku bangkit menuju lemari
pendingin di dapur. Merogoh sana-sini mencari makanan sisa layaknya kucing
kelaparan. Sejujurnya aku sedang mencari makanan yang bisa aku olah.
Telur ada.
Wortel ada.
Kentang juga ada.
Sip. Aku sudah memutuskan akan
membuat omelet. Aku rajang tipis-tipis sayur mayur dan aku tumis sebentar agar
tidak mentah ketika kucampur dengan telur yang notabene cepat matang.
Kusisihkan dalam mangkuk kaca dan kurajang-rajang bawang serta cabai merah
supaya menambah cita rasa dan pembangkit selera.
Langkah terakhir adalah telur.
Kuambil telur terakhir yang
didalam kulkas. Kupecahkan dan kuambil garpu untuk mengocoknya.
“Astaga!” Aku memekik kaget.
Telurnya busuk. Baunya yang
menyengat menyebar cepat ketika tanganku sudah mengocok kuning telur hingga
bersatu dengan sayur tumisanku.
“Huwaa Bundaa!” Tangisku pecah.
Kuperhatikan kedua tanganku. Ada
luka gores tipis akibat merajang bawang tadi. Tapi perihnya kuabaikan karena
membayangkan betapa lezatnya omelet buatanku.
Kini .....
Omeletku sudah menjadi omelet
busuk.
Akhirnya kutahan lapar ini hingga
pagi hari
***
Berdasarkan pengalaman nyata. sampe nangis darah semalaman hiks hiks #lebay #abaikan
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan kesanmu ketika berkunjung