Langsung ke konten utama

[Flashfiction] Teman Kos


Hujan sudah berhenti dari beberapa jam yang lalu. Tapi dinginnya tetap begitu menggigit hingga Ray tidak ingin beranjak dari selimut tebalnya dan cemilan dalam toples yang isinya sudah kian menipis. Sambil mengunyah pelan-pelan cemilannya yang sedikit lagi, ia teringat teman kos-nya,  Zack,  sedang berada di luar bersama Reina.

Ray dengan semangat mengambil ponselnya dan menelpon sahabatnya.

Dering pertama tidak di angkat.

Dering kedua juga tidak di angkat.

“Damn!” umpat Ray, “Angkat dong Zack.” Ucapnya pada ponsel yang ia genggam.

Dering ketiga berbuah hasil, terdengar suara Zack yang mabuk dari seberang sana.

“Lo mabuk lagi? .... Gila lo, bisa marah Pak Raden kalau liat lo pulang sambil mabuk ..... gue mau nitip makanan yang hangat-hangat.... apa aja asal jangan alkohol, besok gue ada ujian... oke gue tunggu ya. ... cepat!”

Suara Ray terdengar ketus saat mengucapkan kata terakhir. Sifat Zack kalau sudah bersama Reina bisa semalaman suntuk. Membuat Ray jengah harus bangun malam-malam untuk membukan pintu baginya.

Belum habis cemilan dalam toples, terdengar ketukan pintu. Ray berdiri dan angin dingin menerobos kejam hingga membuat Ray bergidik.

“Nih makanan buat lo.” Ia menyerahkan sekantung bakso dengan kuah kaldu yang masih panas.

Ray dengan senang hati menerima bingkisan itu. Ia melongok sebentar kedalam kantung itu dan menemukan beberapa potong gorengan di dalamnya. Ah Zack memang sangat mengerti selera makan Ray.

“Gue mau mandi.”

“Thanks baksonya Zack!” Teriak Ray ke arah kamar mandi.

Ray mengambil mangkuk dan menuangnya. Menyelupkan gorengan bakwan dalam kuah bakso beserta sambal yang dibungkus terpisah. Pelan-pelan ia bawa ke depan tv, memutar acara yang bagus dan menikmati baksonya.

“Huaah!” Desah Ray, “Nikmat banget hujan-hujan makan bakso. Si Zack kadang pintar banget di suruh beli makanan.” Senyum-senyum Ray di depan tv.

Tetes terakhir kuah bakso telah di singkirkan oleh Ray. Ia menjilat bibirnya bahagia dan enggan bangun dari sofa empuknya walau hanya sekedar mengambil air minum.

“Zack, tolong ambilkan minum dong.” Ia meminta tolong ketika melihat bayangan Zack dengan menggunakan handuk masuk kekamar.

Tidak ada sahutan.

“Zack!” Panggil Ray sekali lagi.

Ray melongokan kepalanya, berharap melihat Zack sudah selesai memakai baju dan mengambil air untuknya. Tidak ada tanda-tanda Zack keluar dari kamar. Dan Ray menyimpulkan, temannya itu sudah tidur.

Ray dengan kemalasannya menjadi dilema antara bangun dari sofanya yang empuk atau mengambil minum melepaskan dahaga akibat makan bakso panas. Setelah diputuskan, dengan langkah terseok ia mengambil minuman untuk dirinya sendiri. Belum lagi ia melangkah, suara ketukan pintu yang sangat menuntut minta di bukakan.

“Siapa?” Tanya Ray

“Cepat buka Oi. Gue mati kedinginan disini.” Omel orang asing itu.

Ray membuka pintu tanpa waspada sama sekali. Tapi bukan orang asing yang harus ia takutkan, tapi sosok yang berdiri di depannya. Dengan jaket menutupi tubuhnya, rambutnya yang basah kuyup serta bibir pucatnya yang mengigil.

“Zack?” Kaget Ray, “Sejak kapan lo di luar?”

Zack yang tidak paham maksud Ray melangkah melewati sahabatnya dan menuju dispenser. Mengambil air hangat dan meneguknya dengan rakus.

“Pertanyaan lo bego banget.”

“Gue gak bego. Lo udah pulang daritadi dan udah mandi lalu lo masuk kamar.” Ray bersikeras.

“Gue baru pulang dari rumah Reina, dan gue kehujanan. Dan sorry gue gak sempat belikan lo makanan.”

“Tapi

“Aduh Ray, udah lah. Gua mati beku, mau mandi air hangat dulu.”

Ray bersikeras. Ia menarik tangan Zack dan membawanya kedepan tv.

“Lihat. Lo beli bakso buat gue.” Ia menunjuk mangkuk baso yang masih tersisa saos di dasar mangkuk. Lalu Ray menarik Zack ke dalam kamar dan kamar itu kosong melompong.

Hanya ada sehelai handuk putih besar teronggok tidak bernyawa di lantai. 

***

END

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[SINOPSIS] Spring In London - Ilana Tan

Judul : Spring In London Pengarang : Ilana Tan Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Jumlah Halaman : 238 halaman  Cetakan : kesepuluh Agustus 2011 Naomi menelan ludah dengan susah payah. Air mata mulai membayang dimatanya.  “Sekarang kau tidak akan bisa lagi memandang ku tanpa memikirkan apa yang pernah terjadi antara aku dan kakakmu.” “Tidak ... itu tidak benar.” “Dan aku tidak bisa memandangmu tanpa teringat pada kakakmu dan apa yang pernah dilakukannya padaku.” Kata-kata yang diucapkan dengan tajam dan jelas itu menghujam jantung Danny. Dadanya terasa sakit dan sekujur tubuhnya lumpuh. Ia menantap Naomi tanpa berkedip, tanpa bernapas. Ia membuka mulut, namun tidak ada suara yang keluar. Naomi Ishida adalah gadis keturunan Indonesia – Jepang, dan dia merupakan saudara kembar Keiko Ishida (baca Winter in Tokyo). Berbeda dengan Keiko, Naomi memilih karir sebagai seorang model dan menetap di London. Karirnya sebagai model sangat sukses sehingga setiap pemotret

[SINOPSIS] Detektif Conan 70

Dapat juga komik kesukaanku ini di toko buku, padahal jatah terbitnya itu tanggal 30 november kemarin, tapi di toko buku Banda Aceh baru adanya sekarang. Tapi peduli amat lah, amat aja gk begitu peduli, nah Lho ...!!?? Tapi whatever lah, yang pasti komik ini udah ada ditangan, jadi kenapa harus pusing (^0^). Dan seperti biasa aku juga mau ngeringkas sedikit isi komik  Detektif Conan 70, check it out >>>

Book Review: Damn! It's You - Pelangi Tri Saki

Semua Orang Punya Masalah, Tapi Tidak Semua Orang Mampu Menyelesaikannya Judul Buku: Damn! It’s You! Penulis: Pelangi Tri Saki Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan ke-1: Januari 2017 Tebal: 232 halaman ISBN: 978-602-03-3661-9 Tidak dipungkiri, banyak sekali penulis-penulis muda yang terlahir dari akun kepenulisan, wattpad. Salah satunya adalah karya pertama Pelangi Tri Saki diterbitkan Gramedia dengan judul Damn! It’s You yang merupakan seri kedua ‘You’. Tulisan yang khas remaja dan banyak menyelipkan percakapan lucu khas anak-anak SMA membuat karyanya banyak dikenal. Setelah sukses dengan seri pertama Hey! You! Diharapkan novel kedua ini akan mengikuti jejak terdahulunya. Dengan mengambil kehidupan SMA, Saki mengajak pembaca untuk mengenal pasangan lucu yang kelakukannya berhasil mengocok perut pembaca. Nigi, seorang cewek yang terkesan tomboy dan cerewet tidak sengaja bertemu dengan Saba, cowok dengan muka datar tanpa ekspresi sama sekali. Diperpa