Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

[Cerpen] Cool Night

On this hot summer night,   I wanna be with you I wanna walk along the cool Han River with you Musim panas memang mampu mengalahkan segala keinginan untuk keluar rumah. Entah itu hanya untuk melakukan aktivitas sederhana sampai aktivitas rutin yang wajib dilakukan. Begitu pula dengan Saras, gadis keturunan Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Korea Selatan. Ia memang sudah terbiasa dengan iklim tropis di Indonesia, tapi merasakan musim panas di Seoul itu benar-benar berbeda. Percayalah, Saras tidak ingin berlama-lama berada di luar selama musim panas, terutama siang hari. Malam hari mungkin menjadi pelarian yang tepat bagi gadis berambut sepinggang itu. Ia mengucir rambut hitamnya dan membiarkan rambut itu terjuntai dan melambai-lambai dipermainkan angin malam. Mengajak angin malam untuk terus menyelimutinya dengan dinginnya udara sungai Han. Malam ini Saras akan menghabiskan waktunya sebentar di tepian sungai Han yang terkenal di Korea. Lampu-lam

Hujan Kenangan Bersama Sahabat

Hujan itu memang kenangan. Tau kenapa? Karena hujan lah yang membuat aku dan kedua sahabat karibku berkumpul bersama lagi setelah kami saling diam karena tugas kuliah yang menumpuk menjelang skripsi. Ceritanya, aku sedang berteduh di sebuah warung Mie Aceh. Beberapa saat kemudian, salah satu sahabatku, bernama Indah, datang dengan kondisi basah kuyup. Kami basa basi dan akhirnya memutuskan untuk makan Mie Aceh yang harumnya menggoda banget. Terus saat kami berdua masuk ke dalam, ada satu orang lagi sahabat karibku, yaitu Nanda. Dia sedang menikmati teh panas. Kebetulankah? Atau memang rencana Allah yang menyatukan kami bertiga di warung Mie Aceh kesukaan kami ... Kami berkumpul lagi. kami bercerita lagi. Dan kami bergosip lagi haha ... Bahagia rasanya, setelah lama kami terpisah oleh tumpukan tugas kini kami dipertemukan lagi.   selepas perut kami kenyang, dan hujan juga sudah reda kami pulang. Sesampainya di rumah aku mengambil ponselku dan membuat group perc

[Flashfiction] Maafkan ...

Butuh lebih dari sekali sakit hati untuk membuat aku mengerti bahwa cinta itu memang begitu adanya. Butuh lebih dari sekedar satu pria yang meyakinkan aku bahwa aku memang pantas untuk dicintai. Dan butuh lebih dari penompang untuk menyadarkan aku bahwa memang dialah kehidupanku. Seringkali aku hanya terpaku pada orang yang aku cintai tanpa pernah melirik kepada orang yang memberi senyum berarti padaku. Seringkali aku menangisi orang yang menyakitiku tanpa pernah peduli pada orang yang aku sakiti. Dan sekali lagi, seringkali, malah berulang kali aku mengabaikan uluran tanganmu saat aku terjatuh untuk kesekian kalinya. Dosa? Karma? Atau memang aku tidak pantas untuk bahagia bersama orang yang aku pilih. Maafkan aku bila kau tidak kupandang. Maafkan aku bila aku hanya melihatmu sebagai sahabat. Maafkan aku bila aku tidak bisa mencintaimu. Tapi kau malah mempersulit aku dengan segala kebaikan hati yang tidak bisa aku ukur dalamnya menggunakan

[Flashfiction] Cinta yang Angkuh

Senja menyapa keheningan. Lalu keheningan membalas dengan dengkuran alam yang sombong. Tidak terlintas bahwa senja adalah pembawa keheningan itu sendiri. Sama seperti aku yang terlalu angkuh untuk menerima kehadirannya setelah melepas kepergian sosok sempurna kekasih hatiku. Kau sendiri yang memaksa hadir. Memaksa aku untuk mencintaimu. Memaksa aku untuk tersenyum dan parahnya, memaksa aku untuk meninggalkan keangkuhanku untuk hidup bersamamu. Hah! Tidak akan .... Maaf bila kau kecewa. Tapi seharusnya kau tidak memaksa aku untuk balik mencintaimu. Karena keangkuhanku pula, kau dan aku akan ikut tersakiti. Tahukah kau? Bahwa saat kau mulai berpaling dari diriku, disini aku merasakan bahwa keangkuhanku adalah cinta sejati yang aku cari. Kini kau pergi menjauh, tak pernah kembali. Senja, tahukah kau? Aku rela memberikan semua keheningan yang aku ciptakan untuk menyapa dirimu lagi. Tapi itu tak akan pernah terjadi, karen