Dear Mori ...
Apa kabar kamu disana? Aku harap kamu
baik-baik saja. Aku dan teman-teman yang lain rindu banget lho sama Mori. Kapan
kita ngumpul bareng lagi? Makan siang bareng, nyontek bareng dan nge-gosip
bareng lagi? Kayaknya gak akan ada lagi moment itu, karena kita semua sudah
lulus kuliah dan menjalani kehidupan masing-masing.
Haha aneh ya.
Mori kadang-kadang suka terjebak
dengan gosip-gosip para cewek-cewek seperti kami. Dan jujur aku kangen sekali
hal itu. Mori itu walaupun cowok, tapi selalu menghargai aku sebagai cewek, mau
ngantarin aku pulang kalau aku tidak bawa motor ke kampus dan bersedia
mendengar omelan aku kalau aku lagi dilanda bad
mood yang parah. Pokoknya Mori adalah sosok cowok yang enak banget buat di
ajak jalan dan dijadikan sahabat. Murni sahabat ...
Anehnya, kenapa Mori gak pernah
terlihat dengan pacarnya. Padahal Mori ganteng lho, body juga oke, meski kurang
berisi hehe. Jahatnya, kadang aku suka meragukan jangan-jangan Mori gak suka
cewek pula.
Maaf
Maaf ya Mori.
Mori tidak pernah marah dengan
becandaan aku yang kadang-kadang suka nyeleneh. Tapi aku tetap sayang sama Mori
sebagai sahabat. Meski usia kita beda setahun, itu tidak menjadikan Mori
sebagai sosok abang buat aku. Habisnya Mori kadang-kadang suka kayak anak-anak
juga sih.
Mori...
Tau tidak saat aku menulis surat ini
aku meneteskan air mata?
Saat aku mengingat semua kenangan
kita dengan teman-teman yang lain. Ada terbesit rasa penyesalan kenapa aku
tidak pernah memberi sms, bbm atau watsap sama Mori. Padahal setiap kali aku
buka hape, aku selalu teringat sama Mori. Tapi akhirnya aku melupakannya lagi,
lagi dan lagi. Maklumlah Mori, saat itu aku sedang sibuk dengan anakku yang
baru lahir, dan Mori janji akan melihat anak aku juga kan.
Mori ....
Aku tahu ini seharusnya menjadi
sebuah surat cinta. Tapi surat ini lebih terkesan curhat kesedihanku karena
tidak pernah bisa menjadi sahabat buat Mori ketika Mori kritis. Ketika Mori di
rawat di rumah sakit dan lebih menyakitkannya lagi, aku tidak pernah bisa
memberi salam perpisahan terakhir kita. Aku menjerit dalam hati saat aku tahu
bahwa aku gagal menjadi sahabat yang baik buat Mori.
Mori ...
Surat ini mungkin tidak pernah akan
Mori baca, tapi percayalah bahwa aku selalu menyimpan setiap foto-foto
kebersamaan kita saat kita berkumpul bersama. Menyimpan tawa dan keramahan Mori
saat menjaga kami (para cewek) di antara kumpulan teman-teman cowok Mori.
Semoga Mori tenang di alam sana.
Salam sayang dari sahabatmu
Neneng Lestari
Salam sayang dari sahabatmu
Neneng Lestari
Semua surat akan sampai pada si penerimanya kak, aku meyakini itu.
BalasHapus