Untuk Bibir Sumbang yang Minim Kata
Manis ....
Aku ingat pertemuan denganmu. Kau
seseorang dengan tipe gadis yang mampu menarik perhatian laki-laki manapun yang
kau mau. Wajah cantik, kulit putih bersih dan warna matamu yang terkesan
berbeda dengan gadis-gadis umunya. Kau menarik dengan bentuk tubuh proposional,
tidak tinggi dan tidak terlalu pendek, menjadikanmu sebagai gadis ideal bagi
laki-laki yang mencari gadis yang lebih suka dilindungi.
Aku tersenyum, saat seseorang
menghampiriku dan menayakan nomor ponselmu. Dengan segera kuberikan nomormu pada
mereka, karena kau suka menjadi pusat perhatian laki-laki. Aku tidak
menyalahkan sifatmu yang satu itu. karena sudah naluri seorang gadis untuk
merasa tersanjung selalu menjadi pusat perhatian, dan aku tidak ragu mengatakan, seandainya aku ada di posisimu,
aku pasti akan merasakan hal yang sama juga.
Sayangnya, seiringnya waktu kau
berubah.
Aku yang berstatus sebagai sahabatmu
selalu kena imbasnya bila kau dilanda masalah. Kau mudah sekali marah, mudah
sekali tersinggung dan mudah sekali mengeluarkan kata-kata jahat kepadaku.
Bukan hanya kepadaku, kepada teman-teman yang lain pun sering sekali kau
berperilaku demikian.
Anehnya ...
Ketika kau berhadapan dengan
laki-laki, perilakumu berubah drastis. Senyum manis yang selalu tersungging,
dan sikap malu-malumu yang terkadang sangat menggemaskan, itu seandainya aku
tidak mengenalmu. Tapi karena aku mengenalmu, aku tahu itu bukan sifat aslimu.
Kenapa?
Pertanyaan yang selalu aku lontarkan
dalam hati, sayangnya yang tidak pernah mendapat jawaban. Apa aku tidak pantas
mendapat perlakuan baik darimu? Perlakuan layaknya seorang sahabat yang selalu
berada di sisimu? Selalu menjadi pendengar yang baik bagimu?
Aku tidak meminta kau berubah.
Aku hanya ingin bilang, aku
menyayangimu. Aku menangis ketika kau tersakiti dan aku marah ketika kau
dikhianati.
Meski kau tidak bisa merubah sikapmu,
tapi bisahkah kau berpura-pura menghargai persahabatan kita ini? Aku yakin kau
bisa, karena perpura-pura adalah keahlianmu. Dan permintaanku, gunakan
keahlianmu itu untuk menghargai aku yang ada di sisimu.
Aku tidak ingin persahabatan ini
hancur begitu saja. Meski aku berusaha menopang dengan seluruh kekuatanku, apa
gunanya bila hanya aku sendiri. Karena tenagaku tidak akan bisa mampu menopang
dua hal dalam diri kita.
Aku butuh kau ...
Meski kau harus terus berpura-pura
....
Salam Kasih
Sahabatmu
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan kesanmu ketika berkunjung