Langsung ke konten utama

30 Hari Menulis Surat Cinta #6 : teman Kecil Berbulu Orange



Untuk Mahkluk Lucu yang Paling Setia ....



Aku mengenalmu saat kau datang ke rumahku untuk mengemis makanan. Tubuh kurusmu sangat menyedihkan saat itu. Sampai aku berpikir untuk mengusirmu. Tapi kegigihanmu untuk tetap berdiri di depan pintu rumahku membuat aku tidak tega untuk mengabaikanmu.

Aku gendong tubuhmu yang kurus.

Ya Tuhan!!

Kau sangat ringan. Aku seperti memegang sekantung kapas dalam kedua tanganku.

Aku letakan kau di atas kain yang tidak terpakai. Guna menghangatkan tubuhmu.

Kuelus bulumu yang bewarna orange.

Mengejutkan!

Untuk kucing yang kurus dan kelaparan sepertmu, kau memiliki bulu yang lembut. Dengan sigap aku siapkan makanan untukmu. Kebetulan ada sisa ikan goreng miliku yang tidak habis aku makan. Saat aku hidangkan di depanmu dengan sepiring nasi, kau memakannya lahap.

Semenjak itu kau terus menetap di rumahku, menjadi hewan peliharaanku.

Tiga tahun berlalu. Kau sudah memberikan tiga ekor anak kucing yang lucu. Dan sekarang anak-anakmu sudah melahirkan dua ekor kucing. Rumahku menjadi ramai ....

Tapi sayang.

Seiring waktu berlalu, kau menjadi lemah dan semakin kurus. Meski kau rajin kuberi makan, tapi entah kenapa bulumu yang dulu halus menjadi rontok dan tubuhmu kurus, sama seperti saat aku pertama kali menemukanmu. Matamu yang bewarna hijau menatap sayu kepadaku. Seakan-akan kau ingin berbincang padaku.

Apakah sebentar lagi saatnya kau akan meninggalkan aku?

Meninggalkan rumah yang sudah kau anggap sebagai kamar tidurmu?

Menyelinap sana sini hanya demi bisa berbaring di atas kasurku?

Aku belum siap kehilanganmu. Tapi apa aku boleh meminta? Beritahukan kepada anak-anakmu untuk selalu menjadi hewan peliharaanku. Meski aku bukan majikan yang baik, tapi aku berjanji akan selalu memberi makan anak-anakmu.

Dulu kau menjadi kawan bermainku, merobek skripsiku, mencuri ikan di piringku. Aku tertawa terbahak, tapi juga marah besar kepadamu. Tapi kau selalu kembali kepelukanku. Kembali meringkuk di ujung kakiku dan menjilati tanganku.

Bisakah kau mengatakan kepada anak-anakmu untuk berlaku hal yang sama kepada anakku nanti? Sama sepertiku, ia menggilai kucing.

Sayangnya usianya yang baru menginjak 16 bulan, masih tidak paham bagaimana memperlakukan anak-anakmu. Anak-anakmu ketakutan saat bermain dengan anakku. Padahal aku selalu mengajarinya cara mengelus anak-anakmu yang lucu dengan baik. Bahkan pelukannya yang hangat, bisa menyakitkan anak-anakmu.

Katakan pada anak-anakmu agar jangan pergi. Beri kesempatan pada anakku agar bisa merawat anak-anakmu kelak seperti aku merawatmu dulu. Aku yakin ia pasti bisa dan mampu. Bahkan aku menyiapkan ia akan memperlakukan hewan peliharaannya lebih baik daripada apa yang pernah aku lakukan.

Kalau kau ingin pergi meninggalkan rumah ini, kumohon jangan membenciku yang sedikit acuh kepadamu. Aku bukan gadis kecil lagi yang bisa mencurahkan seluruh perhatianku padamu. Aku telah menjadi wanita, istri dan seorang ibu.

Kalau kau ingin pergi, jangan meninggalkan dendam padaku. Aku menyayangimu seperti aku menyayangimu dulu.

Jangan minta perbandingan, karena aku tidak akan mau, bahkan tidak akan mampu menjawabnya.

Tapi satu hal, selama kau masih ada dalam naungan rumahku, naungan kasih sayangku, aku janji kau akan terurus dengan baik. Kau lebih dari sekedar hewan peliharaan bagiku, kau adalah temanku.

Teman kecil berbulu orange ....

Salam Sayang
Majikanmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[SINOPSIS] Spring In London - Ilana Tan

Judul : Spring In London Pengarang : Ilana Tan Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Jumlah Halaman : 238 halaman  Cetakan : kesepuluh Agustus 2011 Naomi menelan ludah dengan susah payah. Air mata mulai membayang dimatanya.  “Sekarang kau tidak akan bisa lagi memandang ku tanpa memikirkan apa yang pernah terjadi antara aku dan kakakmu.” “Tidak ... itu tidak benar.” “Dan aku tidak bisa memandangmu tanpa teringat pada kakakmu dan apa yang pernah dilakukannya padaku.” Kata-kata yang diucapkan dengan tajam dan jelas itu menghujam jantung Danny. Dadanya terasa sakit dan sekujur tubuhnya lumpuh. Ia menantap Naomi tanpa berkedip, tanpa bernapas. Ia membuka mulut, namun tidak ada suara yang keluar. Naomi Ishida adalah gadis keturunan Indonesia – Jepang, dan dia merupakan saudara kembar Keiko Ishida (baca Winter in Tokyo). Berbeda dengan Keiko, Naomi memilih karir sebagai seorang model dan menetap di London. Karirnya sebagai model sangat sukses sehingga setiap pemotret

[SINOPSIS] Detektif Conan 70

Dapat juga komik kesukaanku ini di toko buku, padahal jatah terbitnya itu tanggal 30 november kemarin, tapi di toko buku Banda Aceh baru adanya sekarang. Tapi peduli amat lah, amat aja gk begitu peduli, nah Lho ...!!?? Tapi whatever lah, yang pasti komik ini udah ada ditangan, jadi kenapa harus pusing (^0^). Dan seperti biasa aku juga mau ngeringkas sedikit isi komik  Detektif Conan 70, check it out >>>

Book Review: Damn! It's You - Pelangi Tri Saki

Semua Orang Punya Masalah, Tapi Tidak Semua Orang Mampu Menyelesaikannya Judul Buku: Damn! It’s You! Penulis: Pelangi Tri Saki Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan ke-1: Januari 2017 Tebal: 232 halaman ISBN: 978-602-03-3661-9 Tidak dipungkiri, banyak sekali penulis-penulis muda yang terlahir dari akun kepenulisan, wattpad. Salah satunya adalah karya pertama Pelangi Tri Saki diterbitkan Gramedia dengan judul Damn! It’s You yang merupakan seri kedua ‘You’. Tulisan yang khas remaja dan banyak menyelipkan percakapan lucu khas anak-anak SMA membuat karyanya banyak dikenal. Setelah sukses dengan seri pertama Hey! You! Diharapkan novel kedua ini akan mengikuti jejak terdahulunya. Dengan mengambil kehidupan SMA, Saki mengajak pembaca untuk mengenal pasangan lucu yang kelakukannya berhasil mengocok perut pembaca. Nigi, seorang cewek yang terkesan tomboy dan cerewet tidak sengaja bertemu dengan Saba, cowok dengan muka datar tanpa ekspresi sama sekali. Diperpa