Untuk Mahkluk Lucu yang Paling Setia ....
Aku mengenalmu saat kau datang ke rumahku untuk mengemis
makanan. Tubuh kurusmu sangat menyedihkan saat itu. Sampai aku berpikir untuk
mengusirmu. Tapi kegigihanmu untuk tetap berdiri di depan pintu rumahku membuat
aku tidak tega untuk mengabaikanmu.
Aku gendong tubuhmu yang kurus.
Ya Tuhan!!
Kau sangat ringan. Aku seperti memegang sekantung kapas dalam
kedua tanganku.
Aku letakan kau di atas kain yang tidak terpakai. Guna
menghangatkan tubuhmu.
Kuelus bulumu yang bewarna orange.
Mengejutkan!
Untuk kucing yang kurus dan kelaparan sepertmu, kau memiliki
bulu yang lembut. Dengan sigap aku siapkan makanan untukmu. Kebetulan ada sisa
ikan goreng miliku yang tidak habis aku makan. Saat aku hidangkan di depanmu
dengan sepiring nasi, kau memakannya lahap.
Semenjak itu kau terus menetap di rumahku, menjadi hewan
peliharaanku.
Tiga tahun berlalu. Kau sudah memberikan tiga ekor anak
kucing yang lucu. Dan sekarang anak-anakmu sudah melahirkan dua ekor kucing.
Rumahku menjadi ramai ....
Tapi sayang.
Seiring waktu berlalu, kau menjadi lemah dan semakin kurus.
Meski kau rajin kuberi makan, tapi entah kenapa bulumu yang dulu halus menjadi
rontok dan tubuhmu kurus, sama seperti saat aku pertama kali menemukanmu. Matamu
yang bewarna hijau menatap sayu kepadaku. Seakan-akan kau ingin berbincang
padaku.
Apakah sebentar lagi saatnya kau akan meninggalkan aku?
Meninggalkan rumah yang sudah kau anggap sebagai kamar
tidurmu?
Menyelinap sana sini hanya demi bisa berbaring di atas
kasurku?
Aku belum siap kehilanganmu. Tapi apa aku boleh meminta?
Beritahukan kepada anak-anakmu untuk selalu menjadi hewan peliharaanku. Meski
aku bukan majikan yang baik, tapi aku berjanji akan selalu memberi makan
anak-anakmu.
Dulu kau menjadi kawan bermainku, merobek skripsiku, mencuri
ikan di piringku. Aku tertawa terbahak, tapi juga marah besar kepadamu. Tapi
kau selalu kembali kepelukanku. Kembali meringkuk di ujung kakiku dan menjilati
tanganku.
Bisakah kau mengatakan kepada anak-anakmu untuk berlaku hal
yang sama kepada anakku nanti? Sama sepertiku, ia menggilai kucing.
Sayangnya usianya yang baru menginjak 16 bulan, masih tidak
paham bagaimana memperlakukan anak-anakmu. Anak-anakmu ketakutan saat bermain
dengan anakku. Padahal aku selalu mengajarinya cara mengelus anak-anakmu yang
lucu dengan baik. Bahkan pelukannya yang hangat, bisa menyakitkan anak-anakmu.
Katakan pada anak-anakmu agar jangan pergi. Beri kesempatan
pada anakku agar bisa merawat anak-anakmu kelak seperti aku merawatmu dulu. Aku
yakin ia pasti bisa dan mampu. Bahkan aku menyiapkan ia akan memperlakukan
hewan peliharaannya lebih baik daripada apa yang pernah aku lakukan.
Kalau kau ingin pergi meninggalkan rumah ini, kumohon jangan
membenciku yang sedikit acuh kepadamu. Aku bukan gadis kecil lagi yang bisa
mencurahkan seluruh perhatianku padamu. Aku telah menjadi wanita, istri dan
seorang ibu.
Kalau kau ingin pergi, jangan meninggalkan dendam padaku. Aku
menyayangimu seperti aku menyayangimu dulu.
Jangan minta perbandingan, karena aku tidak akan mau, bahkan
tidak akan mampu menjawabnya.
Tapi satu hal, selama kau masih ada dalam naungan rumahku,
naungan kasih sayangku, aku janji kau akan terurus dengan baik. Kau lebih dari
sekedar hewan peliharaan bagiku, kau adalah temanku.
Teman kecil berbulu orange ....
Salam Sayang
Majikanmu
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan kesanmu ketika berkunjung