Masih sama
seperti kemarin, ketika embun menyambut indahnya pagi di sertai dengan kicauan
burung gereja sebagai siulan menyejukan hati.
Hati yang gelisah
menyambut pagi ini. Sejak malam berlalu aku tidak pernah tenang memikirkan
keputusan yang akan di berikan Allah sebagai jawaban atas doaku yang setengah
menghamba.
Naif sekali
aku membayangkan bahwa dengan doa setengah menghamba akan dapat mengabulkan doa
yang akan mengubah hidupku di masa depan.
Sakit dan
senang akan di tentukan oleh hari ini. Dimana aku berharap akan ada keajaiban
yang menanti aku di luar sana.
Tidak
sadarkah aku? Allah adalah Dzat suci yang bahkan tidak akan tersentuh dengan
doaku, tapi IA adalah Dzat yang dengan segala keangkuhannya yang sangat senang
ketika hamba-hamba bodohnya seperti aku akan menyembahnya.
Padahal IA
telah memiliki mahkluk sempurna berupa malaikat, tapi IA tetap senang dan
bahagia ketika hamba-hamba kotornya menyembah dan mengemis akan segala
pengampunan dan rezeki.
Termasuk aku
.....!!
Rasa gelisah
ini terus membesar bagaikan bola salju. Ironisnya, aku malah berdebar kencang,
memacu adrenalin, membuat seluruh tubuhku menghangat, walaupun saat ini hati ku
sama dinginnya dengan salju yang enggan meleleh walaupun aku letakkan di bawah
bundaran api raksasa yang mengantung tinggi di Jagat Raya.
DOAku lagi
hari ini: Ya ALLAH, aku benar-benar mengharapkan rahmat-mu untuk membimbingku
ke arah rezeki yang telah aku tuju ya ALLAH. Berikan aku kesempatan untuk
menunjukan kepada Dunia bahwa orangtua ku bangga memiliki anak seperti ku, anak
yang selalu membangkang perintah orang tuanya. Tapi itu semua tidak mengubah
niatku yang terdalam ya ALLAH. Karena melalui mereka lah aku menuju surga mu ya
ALLAH.
Aku hanya
ingin orang tuaku bangga
Hanya itu Ya
ALLAH .....!!
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan kesanmu ketika berkunjung