Malam terasa panjang andaikan aku tidak memahami makna
memejam mata sejenak. Bukannya tidak ingin, tapi keangkuhanku yang memaksa aku
tetap bertahan untuk menunggu sesuatu yang seharusnya aku tahu tidak terjadi.
sms balasan yang aku kirimkan tidak kunjung kau balas. Aku masih bertahan
dengan anggapan bahwa mungkin saja kau masih terlalu sibuk dengan tugas-tugas
rumahmu. Tapi ini sudah hampir tengah malam dan tidak ada balasan satupun sms
yang aku kirimkan.
Maka dengan keangkuhanku yang aku artikan juga sebagai sifat
keras kepala, aku bertahan menunggu balasan darimu.
Bukan satu atau dua jam aku menunggu. Tapi hampir seumur
hidup aku menanti. Sebuah denting harapan yang menyala riang di ponselku. Kau
tidak tahu bagaimana asa yang kugantung terlalu tinggi. Atau mungkin asa ini
terlalu munafik untuk kau sadari. Hingga akhirnya aku sadari bahwa menunggu
malam dengan pesan balasanmu hanyalah pekerjaan sia-sia.
Malam berganti siang, lalu siang berganti malam. sebuah
rutinas rancangan Tuhan yang mengobati hati akan ketidakpastian darimu.
Aku terobati dengan sangat baik. Memiliki belahan jiwa yang
aku sayangi dan sosok yang tidak ragu untuk membalas pesan singkatku. Kalau kau
datang untuk mengambil celah di antara kami, tunggulah sampai matahari bersinar
di malam hari. Baru kau bisa mendapatkan celah itu lagi.
Menunggu malam tidak sesulit melupakannmu. Jangan pernah kau
sangka kalau kau adalah malamku. Karena malamku sudah berganti dengan menunggu
fajar yang akan menerangi hidupku.
Seperti kubilang...
Kau hanyalah malam singkat yang akan aku lupakan. Karena
malam tidak akan pernah bisa mengalahkan siang. Tulisan rinduku kepadamu bisa
kau hapus sesuka hatimu. Balasanmu hanya akan memenuhi kotak masuk ponselku dan
kehadiranmu akan sama seperti itu. Kuhapus dan kugantikan dengan pesan baru.
Pesan beralas rindu untukmu, hanyalah masa lalu.
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan kesanmu ketika berkunjung