Langsung ke konten utama

Love Story: Rahasia Kecil

Aku tidak tahan untuk tidak menceritakan kisah ini. Kisah cinta yang begitu berbahaya sekaligus menyiksa. Cinta terlarang yang seharusnya tidak kusentuh atau kulirik bahkan dengan ekor mataku, sekalipun. Cinta terlarang yang endingnya lebih terlihat jelas daripada bulan sabit di langit malam yang mendung. Cinta terlarang yang terus membayangi hingga rasa bersalah menyusup ke dalam mimpi-mimpiku. 

Oh Tuhan, tolong aku untuk memusnahkan cinta ini. Seandainya cinta adalah sesuatu yang murni di dunia ini, tolong jadikan pengecualian untuk kasusku. Aku tidak tahan hanya mampu memandanginya, saling bertukar senyum, melontarkan kata tanpa sekalipun menyentuhnya. 

Menyentuh wajahnya yang kekanakan. Menyentuh rambutnya yang basah oleh keringat. Menyentuh lengannya yang berotot. Dan menyentuh mata penuh cinta yang selalu ia lemparkan kepadaku.

Dan kali ini, setelah hampir tiga bulan lamanya aku memiliki perasaan asing ini, aku ingin menceritakan sebuah kisah sederhana yang memustahilkan aku untuk melupakannya. Meski keinginan itu melebehi impianku untuk jalan-jalan ke Inggris. Rasanya impian jalan-jalan ke Inggris tidak akan seberdosa mengingat setiap jejak tawa dan binar mata itu dalam kehidupanku.

Aku sungguh tidak sanggup.

Aku ingin menjerit saat tawa itu ia lemparkan ke gadis lain.

Aku perih luar biasa ketika matanya mengerling manja pada gadis lain.

Aku bingung ketika wajahnya menunjukan kegelisahan dan enggan menatapku  seperti biasa ia lakukan.

Aku marah saat semua itu ia lakukan hanya untuk menghukumku. Menghukum keberanianku untuk jatuh cinta pada dirinya.

Padahal aku tidak tahu, bahwa ia sama terlukanya denganku.

Cinta yang hanya membuat dua pihak terluka parah, bukanlah cinta namanya.

                                             ***

Seperti biasa aku menemuinya lagi. Bukan secara khusus menemuinya. Kegiatan ini rutin aku lakukan dua atau tiga kali seminggu mengantar ibuku mengecek para pekerjanya di pabrik furniture kayu jati. Usaha yang telah di rintis oleh kakek di kembangkan oleh Ibuku. Ayahku memilih untuk tetap bekerja sebagai pegawai kantoran. Membuktikan dirinya bahwa ia adalahpencari nafkah di keluarga kami.

Biasanya, kakak yang mengantar ibu ke pabrik. Tapi tiga bulan teakhir, selalu aku yang mengantar ibu. Dan saat itulah aku berjumpa dengannya.

Tinggi semampai. Dada bidang. Kulit kecoklatan. Perut rata. Otot bisep yang menyembul dari lengan-lengannya ketika ia mengangkat barang berat. Membuat aku meneguk ludah berkali-kali.

Seperti kisah cinta pada umumnya, tidak ada ketertarikan saat mataku bertemu pandang matanya. Sorot jenaka yang terpancar dari sudut-sudut bibirnya ketika menggoda ibuku, secara harfiah menulari aku yang selalu memasang wajah dingin tanpa ekspresi. Entah wajah siapa yang aku warisi. Tapi kerasnya wajahku, berhasil mengendur saat sebulan lebih aku terus berjumpa dengannya.

Aku tidak pernah mengobrol dengannya. Latar belakang kehidupannya, aku ketahui dari perbincangan yang sering ia lakukan pada ibu. Atau dari beberapa rekan kerjanya. Secara garis besar, ia hanya menamatkan SMA dan memutuskan kuliah. Memiliki seorang kakak yang sudah menikah dan memilih tinggal dengan kakaknya. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada orangtuanya. Aku tidak pernah bertanya dan tidak ada seorang pun yang mencoba menyinggung masalah itu lebih jauh.

Setiap kali aku meliriknya, aku menangkap basah ia sedang menatapku, dan bukannya berpaling, ia malah tersenyum. Seolah ia sengaja membuatnya tertangkap basah memandangiku agar ia bisa melempar senyumnya yang super menawan. Aku tidak bercanda ketika mengatakan senyumnya menawan. Karena senyumnya itu membuat seluruh wajahnya terlihat dua kali lebih menarik daripada wajah seriusnya.

Lalu aku sadari bahwa perasaan ini cinta ketika seorang pekerja, iseng memperhatikan tingkah laku kami berdua yang saling berdiam diri tapi memancarkan rasa ingin disentuh oleh perasaan cinta. Dan kalimatnya saat itu berhasil menyadarkan aku, bahwa selama ini pandangan matanya, senyum yang ia berikan pada ibu, dan tawa bergema saat leluconnya mendapat tanggapan, semua itu di tujukan kepadaku.

Tapi aku tidak pernah menyangka, kalimat pekerja yang menyadarkan aku bahwa dia mencintaiku, adalah akhir segalanya.

Akhir dari penantiannya

Dan awal mula bagi penderitaanku.

***

Sejak kalimat itu terucap, kalimat yang menjelaskan statusku sebenarnya, seluruh pandangan, tawa dan senyuman itu berganti dengan rasa rindu yang menyakitkan. Setiap kali aku melihatnya, ada gurat kecewa di sana. Gurat kesedihan yang terpancar. Dan ada sikap berlebihan saat ia melihat gadis cantik melenggang ke pabrik untuk memesan model furniture.

Aku menderita melihat gurat itu. Menderita bahwa aku lah penyebabnya. Dan lebih menderita lagi saat aku tidak bisa melakukan apa pun untuk memperbaiki keadaaan.

Penderitaan ini tidak kunjung berakhir dengan berubah genitnya dia kepada gadis-gadis. Aku tahu ia mencoba move on, mencoba membuktikan bahwa ia bisa mendapatkan cinta lain, membuktikan kalau dia adalah seseorang yang pantas untuk di cintai. Seseorang dengan pendidikan rendah, pekerja kasar berhak mendapatkan cinta dari wanita yang ia pilih. Ia membuktikan itu sebagai gantinya melukai aku.

Lambat laun aku mulai terbiasa dengan ritme penderitaan ini. Terbiasa melihat kosongnya mata itu saat memandangiku. Aku pun sudah mampu mengatasi rasa cemburu yang timbul karena sikap sok tebar pesonanya itu.

Tapi hari ini, mengubah segalanya. Saat aku mengantar ibu untuk mengecek pengiriman satu set meja rias yang berukir indah, aku tidak melihatnya dimana-mana. Rupanya ia sedang makan siang (aku dengar dari salah seorang pekerja) dan aku tidak menunggu kedatangannya. Toh untuk apa menunggu sebuah cinta yang jelas-jelas tidak bisa bersatu.

Ketika ibu hampir menyelesaikan urusannya, ia tiba dengan motor bututnya yang bersuara sumbang. Ia mengenakan jaket dengan resleting terkancing hingga ke lehernya. Ia memberikan senyum ramah pada ibuku, tapi mengabaikan aku (seperti selama ini ia lakukan) ia berjalan ke arah “meja kerja”-nya dan membuka jaketnya. Matanya melirikku saat ia membuka jaket tersebut.

Betapa kagetnya aku saat melihat di balik jaket itu bukanlah kaos oblong yang biasa mencetak tubuhnya ketika berkeringat, melainkan kaos singlet yang menonjolkan dan menegaskan otot lengan, selangka yang menonjol dan otot dada yang menyembul dari kaos hitam yang ia gunakan.

Jantungku berdebar begitu kencang. Aku memalingkan wajah secepat aku bisa. Aku tidak tahan melihat tubuh itu berlama-lama di depanku. Melenggang sambil menenteng kayu di pundaknya.

Aku tidak sanggup.

Sungguh tidak sanggup melihat godaan begitu indah.

Berkali-kali aku mencoba memalingkan wajahku. Bagaikan magnet, mataku terus terpaku pada tubuh indah itu. Terpaku pada pandangan matanya yang menyorotkan bahwa aku menyesal tidak memilihnya. Aku menyadari, usahaku untuk mengacuhkanya hanya sebuah kesia-siaan. Karena hari ini, timbul perasaan aneh yang begitu kuat hingga aku melupakan statusku sebenarnya. 

Aku mencintainya.

Aku memujanya.

Aku mendambanya.

Dan aku menginginkan dirinya.

Sayangnya, semua keinginan itu tetaplah kemustahilan. Seberapa aku berdoa, bersujud, bersimpuh, dan bertahajud, aku tidak akan bisa memilihnya tanpa mengorbankan apa yang telah aku miliki.

Aku tidak bisa mengorbankan suami dan anakku untuk demi memuaskan cinta yang begitu terlarang padanya.

Senandainya aku punya satu permintaan, aku tidak akan meminta jalan-jalan ke inggris atau negara belahan Eropa manapun.

Aku hanya ingin Tuhan, menjaga cinta ini tetap menjadi rahasia kecilku dan sanggup tegar menjalani kehidupan sempurna yang sudah aku bangun sejak lama.

Bersama suamiku dan anakku.

Hanya mereka harta karunku.

Duniaku.

Dan surgaku ...


END

Komentar

  1. "Selamat siang Bos 😃
    Mohon maaf mengganggu bos ,

    apa kabar nih bos kami dari Agen365
    buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
    ayuk... daftar, main dan menangkan
    Silahkan di add contact kami ya bos :)

    Line : agen365
    WA : +85587781483
    Wechat : agen365


    terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"

    BalasHapus

Posting Komentar

Tinggalkan kesanmu ketika berkunjung

Postingan populer dari blog ini

[SINOPSIS] Spring In London - Ilana Tan

Judul : Spring In London Pengarang : Ilana Tan Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Jumlah Halaman : 238 halaman  Cetakan : kesepuluh Agustus 2011 Naomi menelan ludah dengan susah payah. Air mata mulai membayang dimatanya.  “Sekarang kau tidak akan bisa lagi memandang ku tanpa memikirkan apa yang pernah terjadi antara aku dan kakakmu.” “Tidak ... itu tidak benar.” “Dan aku tidak bisa memandangmu tanpa teringat pada kakakmu dan apa yang pernah dilakukannya padaku.” Kata-kata yang diucapkan dengan tajam dan jelas itu menghujam jantung Danny. Dadanya terasa sakit dan sekujur tubuhnya lumpuh. Ia menantap Naomi tanpa berkedip, tanpa bernapas. Ia membuka mulut, namun tidak ada suara yang keluar. Naomi Ishida adalah gadis keturunan Indonesia – Jepang, dan dia merupakan saudara kembar Keiko Ishida (baca Winter in Tokyo). Berbeda dengan Keiko, Naomi memilih karir sebagai seorang model dan menetap di London. Karirnya sebagai model sangat sukses sehingga setiap pemotret

[SINOPSIS] Detektif Conan 70

Dapat juga komik kesukaanku ini di toko buku, padahal jatah terbitnya itu tanggal 30 november kemarin, tapi di toko buku Banda Aceh baru adanya sekarang. Tapi peduli amat lah, amat aja gk begitu peduli, nah Lho ...!!?? Tapi whatever lah, yang pasti komik ini udah ada ditangan, jadi kenapa harus pusing (^0^). Dan seperti biasa aku juga mau ngeringkas sedikit isi komik  Detektif Conan 70, check it out >>>

Book Review: Damn! It's You - Pelangi Tri Saki

Semua Orang Punya Masalah, Tapi Tidak Semua Orang Mampu Menyelesaikannya Judul Buku: Damn! It’s You! Penulis: Pelangi Tri Saki Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan ke-1: Januari 2017 Tebal: 232 halaman ISBN: 978-602-03-3661-9 Tidak dipungkiri, banyak sekali penulis-penulis muda yang terlahir dari akun kepenulisan, wattpad. Salah satunya adalah karya pertama Pelangi Tri Saki diterbitkan Gramedia dengan judul Damn! It’s You yang merupakan seri kedua ‘You’. Tulisan yang khas remaja dan banyak menyelipkan percakapan lucu khas anak-anak SMA membuat karyanya banyak dikenal. Setelah sukses dengan seri pertama Hey! You! Diharapkan novel kedua ini akan mengikuti jejak terdahulunya. Dengan mengambil kehidupan SMA, Saki mengajak pembaca untuk mengenal pasangan lucu yang kelakukannya berhasil mengocok perut pembaca. Nigi, seorang cewek yang terkesan tomboy dan cerewet tidak sengaja bertemu dengan Saba, cowok dengan muka datar tanpa ekspresi sama sekali. Diperpa