Pengendalian
diri saat diri kita di kelilingi oleh orang-orang yang memiliki sifat jauh
berbeda dengan kita membuat hati selalu panas dan merasakan tidak kecocokan
saat bersama orang lain. Itu menjadi cobaan sendiri saat harus berdiskusi atau
menyalurkan ide.
Penolakan
dengan alasan yang tidak logis akan menjadi pemicu api-api kebencian antara
sesama.
Sebegitu
besarkah akibat lemahnya pengendalian diri?
Aku tahu
persis ketika harus belajar mengendalikan diri dari mereka yang selalu
seenaknya menyuarakan pendapat tanpa peduli akan suara kecilku. Saat aku di
kelilingi orang-orang asing, membuat nyaliku ciut dan tidak terkendali. Lalu
aku mencoba lebih memilih berdiam diri daripada aku harus malu karena suaraku
di anggap tidak berguna.
Marah?
Tentu. Tidak
ada penghargaan sama sekali di dalam itu semua. Lalu bagaimana aku
mengantisipasinya? Satu cara pengendalian diri yang aku gunakan adalah BERDIAM
DIRI.
Kenapa harus
berdiam diri? Bukannya malah membuat diri kita akan merasa lebih kecil dari apa
yang telah di anggap sebelumnya?
Bagiku,
ketika aku berdiam diri itu dimana aku sedang mengendalikan emosi. Aku menahan
agar suaraku tidak bergetar karena marah. Aku diam agar suaraku tidak menjadi
cengeng di depan mereka. aku berdiam diri saat mood ku rusak karena
mereka.
Pengecutkah?
Tergantung
bagaimana mata seseorang memandang permasalahan ini. Sisi pandang yang berbeda
akan membuahkan hasil yang berbeda pula. Aku lebih memilih berdiam diri karena
itu tidak akan pernah membuat diriku terpancing dan larut kedalam masalah yang
berujung dengan pertengkaran. Bila mereka memang merasa diri mereka benar, maka
mereka harus buktikan bahwa pilihan egois mereka adalah yang terbaik. Tapi aku
akan tertawa bahagia di atas mereka ketika aku dapat mentertawakan kegagalan
mereka yang terlalu sombong.
Bukannya
artinya kau sama dengan mereka? Mentertawakan mereka di saat mereka benar-benar
salah.
Harus aku
akui, IYA. Tapi sifatku tidak lah sempurna. Rasa benci dan dendam tumbuh bagai
benih, dan benih itu tidak lain dan tidak bukan karena mereka yang
menyebarkannya. Mungkin aku harus belajar mengendalikan diri untuk masalah yang
satu ini. Karena, bagaimanapun juga kesombongan kecil yang aku biarkan tumbuh
itu akan tumbuh membesar seiringnya waktu yang mendewasakan aku. Mendewasakan cara
pikirku.
Tapi satu
hal yang aku tau, MENGENDALIKAN DIRI untuk terhindar dari amarah yang lebih
besar adalah dengan DIAM. Walaupun seluruh dunia menyebutku pengecut, tapi
pembuktian lah yang aku berikan. Bukan hanya sekedar cara meredam amarah ini.
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan kesanmu ketika berkunjung